Saluran Oli Balap Awet Buat Harian


Mekanik balap selalu mikirin gimana oli bisa maksimal melumasi setiap inci jeroan mesin, agar motor bisa di geber abis-abisan buat menangin balapan, nggak lucukan kalo motornya mogok tengah jalan, bisa kena marah si boss tuh ! Jika kiat-kiat si mekanik sakses buat balap mengapa engga kita terapkan buat motor harian?
Awalnya waktu kuda pacu 2-tak jadi primadona. Saat itu, banyak teknologi mekanik pasar senggol diadopsi motor harian. Bahkan tekniknya tetap dipakai sampai sekarang.

Paling santer trik piston anti macet. Banyak kiliker road race bikin got di piston buat nampung oli. Alhasil, oli masuk situ ngurangin gesekan torak dengan liner silinder.
Buat harian bikinnya gampang. Paling sederhana dibor dengan mata bor 4 mm. Tapi jangan sampe tembus. Kalo mau lebih sip, dingding piston dikikis melingkar. Yang ini kudu kerjasama tukang bubut. Tapi, kini banyak piston after market yang udah ada got untuk pelumas, dan hampir semua tipe motor 4-tak punya piston kayak gini.

Pas balap motor 4-tak rame, mekanik balap banyak yang berkreasi untuk melepas panas pelumas. Ada yang pakai oil-cooler. Atau mamfaatin saluran pernapasan mesin yang udah ada. Kiat yang terakhir ini mudah diterapkan di motor harian.
Triknya, cukup gedein lubang pernafasan. Lalu dipasang slang yang salah satu ujungnya berakhir di botol penampung. Intinya untuk melepas panas oli dan oli yang meluap. Lalu ditampung biar nggak berceceran ke roda atau trek.

Ngecek Oli Motor Nganggur

Bingung gimana dan kapan waktu ganti oli motor yang jarang dipakai ? Tenang, bro jangan diambil pusing dulu!
Selama volume oli di dalam bak mesin tetap, belum kadaluarsa, atau terkontaminasi, oli masih layak digunakan. Tentu setelah di cek terlebih dahulu.
Pengecekan bisa dilakukan lewat pemakaian tongkat deep-stick. Dari batang ini bisa dilihat warna dan kualitas oli. Waspadalah kalau warna pelumas sudah seperti coklat susu. Kemungkinan besar oli bercampur air melalui celah mesin atau terjadi kebocoran cairan pendingin.
Atau bisa dicek juga lewat meneteskan oli dari deep-stick di kertas putih. Kalau warnanya hitam menyebar berarti masih layak pakai. sedangkan, Kalau warna hitamnya (setelah dipakai) tidak merata atau hanya fokus di tengah saja. Berarti pelumas sudah menurun, Baiknya harus segera diganti.

Pelumas di Girboks Skubek


skubek alias skuter bebek identik dengan CVT (Continuously Variable Transmission). Tapi, masih banyak lho pemilik skubek beranggapan bahwa kuda besi CVT nggak butuh pelumas girboks. Bahkan ada juga yang bilang oli skubek cuma ada di bak mesin. Itu anggapan yang salah, dan perlu ditegaskan bahwa oli di skubek itu ada dua macam, selain di bak mesin, girboks juga perlu pelumas.

Kejadian mendengung hingga kasar di rumah CVT. Hampir rata-rata disebabkan oli girboks kurang dirawat juga dipantau. Pengguna cuma berpatokan pada penggantian oli mesin saja. Ketika oli girboks berkurang bahkan sampai habis, gigi-gigi pemutas as dan puli sekunder ke roda mudah terkikir akibat kurang pelumas. Untuk mengganti atau ngecek oli girboks tidaklah sulit. Kita bisa menggunakan stik pengukur untuk melihat volume oli. Tapi kalau ganti oli, pakailah perbandingan 4:1. Maksudnya, tiap 4 kali gnti oli mesin setelah menempuh jarak 8.000 km, oli girboks wajib diganti 1 kali.

Soal jenis pelumas, merek, dan kapasitas oli yang dipakai, sebaiknya mengikuti rekomendasi pabrik yang mengeluarkan skubek.
Misal girboks Yamaha Mio atau Nouvo pakai pelunas SAE 20/50W dengan kapasitas pengisian oli 0,10 ~ 0,15 liter, atau Kymco Trend 125 atau Easy dengan oli SAE 90 berkapasitas 0,18 ~ 0,20 liter. Cara mengganti oli girboks pun simpel. Bukalah terlebih dahulu baut pembungan dan pengisian oli memakai kunci ring. Tujuannya agar oli bekas di dalam girboks mudah keluar. Selanjutnya tutup kembali baut diikuti pengisian oli lewat baut pengisian. Jangan lupa, volume oli sesuai kebutuhan agar putaran gigi-gigi tidak terlalu berat.

Kapan Yah Waktu Yang Pas Buat Ganti Oli ?


Banyak pengendara nggak konsisten kapan waktunya ganti oli kendaraannya. Kebanyakan hanya berpatokan pada hitungan bulan saja. Bukan pada angka odometer di panel spidometer. Makin runyam lagi kalau petunjuk penting itu sudah tidak berfungsi, walah !
sebenarnya, mengingat waktu kapan ganti oli itu gampang. Misal tiap 1 bulan sekali, ini masuk kategori paling boros terhadap isi dompet tapi sayang mesin. Dan kalau sampai 3 bulan lebih, ini termasuk kategori nggak pintar rawat motor.
buat yang tunggangannya sudah tidak dilengkapi spidometer, janganlah langsung beralaskan nggak punya patokan. Pergantian paling ideal dapat dilakukan tiap 2 bulan sekali atau maksimal 3.000 km, ini dihitung dari rasio pemakaian sehari hari. Begini menghitungnya, umpama dalam sehari, motor dikendarai maksimal menempuh jarak 50 km selama 6 hari. Kalau itu terjadi selama 2 bulan penuh, maka jarak total yang ditempuh berarti 2.400 km. Itu belum termasuk hitungan putaran mesin saat langsam, kondisi jalan macet dan berhenti di lampu merah. Jadi kalau kedua hal itu ikut dijumlahkan, total kilometer yang ditempuh sekitar 3.000 km, nah itu sudah termasuk diwajibkan untuk ganti oli.