Kopi Luwak, Kopi Terunik, Teraneh, dan Termahal di Dunia


Kopi luwak (civet coffee), sebenarnya adalah kopi yang dibuat dari biji buah kopi yang sama dengan bahan pembuatan kopi pada umumnya. Tapi yang membedakan dengan produk kopi yang lain adalah proses pembuatan dan cita rasanya yang menjadikannya kopi terunik, teraneh, bahkan termahal didunia. Mengapa bisa demikian ?


Terunik sekaligus Teraneh

Proses pembuatannya tentu saja dimulai dengan memetik buah kopi yang sudah matang dari pohonnya. tapi tidak demikian dengan kopi luwak, beberapa petani sengaja membiarkan buah kopi jatuh sendiri dari pohonnya, kemudian para petani melepaskan Luwak (hewan sejenis musang/Paradoxurus hermaphroditus) untuk memakan buah kopi yang berjatuhan tersebut. Kemudian para petani menunggu para Luwak tersebut membuang kotorannya. Nah ! lalu biji kopi yang keluar bersamaan dengan kotoran Luwak itulah yang diambil untuk diproses lebih lanjut. Loh ?


Memang sih agak menjijikan tapi para peneliti riset di Kanada membuktikan, bahwa kandungan protein yang ada di perut Luwak, membuat biji kopi berfermentasi dan matang lebih sempurna. Sehingga, rasa yang dihasilkan jauh lebih enak dan padat dibandingkan kopi – kopi yang lain.


Kopi Termahal di Dunia

Harga kopi luwak di pasaran dunia terbilang sangatlah tinggi. Untuk mendapatkan 1 kg kopi Luwak harganya sekitar $ 635 US. Di Amerika sendiri, untuk mencicipi secangkir kopi Luwak, kita harus merogoh kocek sebesar 50 U.S dollar, bila di kurs ke rupiah, harganya berkisar kurang lebih 400 – 500 ribu rupiah. Itu adalah harga yang fantastis hanya untuk meneguk secangkir kopi.


Berawal dari Zaman Kolonial

kopi luwak sudah dikenal cukup lama, asal mula Kopi Luwak terkait erat dengan sejarah pembudidayaan tanaman kopi di Indonesia. Pada awal abad ke-18, Belanda membuka perkebunan tanaman komersial di koloninya di Hindia Belanda terutama di pulau Jawa dan Sumatera. Salah satunya adalah bibit kopi arabika yang didatangkan dari Yaman.
Pada era "Tanam Paksa" atau Cultuurstelsel (1830 —1870), Belanda melarang para pekerja perkebunan pribumi memetik buah kopi untuk konsumsi pribadi mereka, akan tetapi penduduk lokal ingin mencoba minuman kopi yang terkenal itu. Kemudian pekerja perkebunan akhirnya menemukan bahwa ada sejenis musang yang gemar memakan buah kopi, tetapi hanya daging buahnya yang tercerna, kulit ari dan biji kopinya masih utuh dan tidak tercerna.
Biji kopi dalam kotoran luwak ini kemudian dipunguti, dicuci, disangrai, ditumbuk, kemudian diseduh dengan air panas, maka terciptalah kopi luwak.

Kabar mengenai kenikmatan kopi aromatik ini akhirnya terdengar juga oleh warga Belanda pemilik perkebunan, maka kemudian kopi ini menjadi kegemaran orang kaya Belanda.
Karena kelangkaannya serta proses pembuatannya yang tidak lazim, kopi luwak pun adalah kopi yang mahal sejak zaman kolonial.

Kopi luwak diproduksi di pulau Sumatera (Lampung) , Jawa, Bali dan Sulawesi.
selain di indonesia kopi luwak juga di produksi di beberapa negara seperti di Filipina (disebut kopi motit di Cordillera dan alamid kape di daerah Tagalog) serta di Timor Timur ( disebut Kafe-laku).